About

Minggu, 11 Februari 2018

Sistem Ekresi (ginjal)

GINJAL 

Ginjal merupakan organ ekskresi yang utama, berjumlah sepasang, dan terdapat dalam rongga perut di dekat tulang-tulang pinggang. Berbentuk seperti kacang ercis dengan panjangnya lebih kurang 10 cm. Fungsi ginjal yang utama adalah menyaring darah sehingga menghasilkan urine. Di dalam urine terdapat zat sisa/zat berlebih yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh, misalnya:
  • protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh.
  • zat-zat hasil katabolisme seperti urea, asam urat
  • bermacam-macam garam
  • gula darah yang melebihi batas normal
Selain itu ginjal juga berfungsi sebagai organ homeostasis, yaitu organ yang berfungsi menjaga keseimbangan berlangsungnya proses fisiologi dalam tubuh, misalkan dengan cara mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraselular dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.

Anatomi ginjal
Bila ginjal dibelah membujur akan tampak bagian kulit (korteks) dan sumsum ginjal (medulla). Setiap ginjal disusun oleh jutaan nefron (alat penyaring) yang terdapat di dalam korteks. Nefron ini berfungsi untuk menyaring darah hingga terbentuk urine.
Anatomi ginjal manusia
Bagian-bagian nefron:
a.     Badan Malpighi (badan renalis) yang terdiri atas:
  • glomerulus
  • kapsula Bowman (simpai Bowman)
b.    Tubulus kontortus, terdiri atas:
  • tubulus kontortus proksimal
  • tubulus kontortus distal
  • tubulus kolektifus
  • lengkung Henle ascenden (naik) dan descenden (turun).
Dari setiap ginjal keluar saluran yang disebut ureter, yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke kandung kemih (vesica urinaria). Pada pangkal ureter terdapat ruang ginjal atau pelvis renalisyang merupakan tempat bermuaranya tubulus kolektifus. Bila kandung kemih telah penuh, urine akan dikeluarkan melalui saluran yang disebut urethra.
Proses pembentukan urine
Proses pembentukan urine melalui 3 langkah utama sebagai berikut:
a.    Filtrasi
Glomerulus yang terdapat pada kapsula Bowman menyaring darah (filtrasi) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, seperti glukosa, garam-garam, dan asam amino.
b.    Reabsorbsi
Di dalam tubulus kontortus proksimal zat-zat dalam urine primer yang masih berguna akan diserap kembali (direabsorbsi). Peristiwa ini masih terjadi sampai pada lengkung Henle. Dari peristiwa ini dihasilkan filtrat tubulus atau urine sekunder.
c.    Augmentasi
Pada tubulus kontortus distal ditambahkan zat-zat yang sudah tak berguna dan hendak dibuang (augmentasi), misalnya kelebihan obat, kelebihan vitamin, dan lain-lain. Di tempat ini sudah terbentuk urine sesungguhnya yang selanjutnya disalurkan ke tubulus kolektivus, terus ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter dan ditampung sementara di kandung kemih. Bila kandung kemih telah penuh timbullah rangsangan untuk buang air kecil, dan urine dikeluarkan melalui urethra.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah urine yang dikeluarkan, diantaranya sebagai berikut:
  • jumlah air yang diminum
  • pengaruh sistem saraf
  • antidiuretik hormon (ADH). Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Kelebihan ADH dalam darah akan menyebabkan peningkatan proses reabsorbsi air, sehingga urine yang terbentuk menurun. Bila terjadi kekurangan ADH dalam darah, maka tubulus kontortus akan mengalami penurunan proses reabsorbsi air, sehingga dihasilkan urine yang banyak, keadaan ini disebut diabetes insipidus.
  • banyaknya garam yang harus dikeluarkan, dan
  • aktivitas

http://biologimediacentre.com/sistem-ekskresi-4-sistem-ekskresi-pada-manusia-ginjal-video/

0 komentar:

Posting Komentar